Selasa, 09 Desember 2014

Bangun dari Hibernasi

Hoaaammmm..
Serasa bangun dari hibernasiku yang panjang. Sekarang aku nglilir (terbangun sesaat) untuk menuliskan kebodohanku sebulan ini. Ini kisah kepekokanku yang kesekian kalinya. Beberapa bulan belakangan ini seorang lelaki (baca:Bajingan) mampir leyeh2 (beristirahat) dan sempat semende (menggelayut) di hatiku. Tak lama hanya sebulan, mungkin saktrainingan pegawai supermarket.
Dia datang dan mengatakan ingin menjalin hubungan denganku. Saat itu aku yang sedang gelo2nya. MengIyakan ajakannya, dan bodohnya aku tak mempersilahkan untuk memperjuangkanku terlebih dahulu. Beberapa kali bertemu tanpa babibuu apalagi sasisuuu dia datang. Hingga 2pekan iki ia tak menghubungiku. Jarene sibuk ra nduwe duit (alesan lanangan klasik). Hingga puncaknya kami sama sekali tak saling tanya kabar, tanya posisi bahkan tanya sdh boker apa belum pun tidak.
Aku ikuti saja permainannya, mulai diem2an, macak cuek2an sampai karambol aku ikuti. Sampai sekarang mberoh (tak tahu) opo hubunganku iki. Sodaranya yang notabene orang terdekatnya pun tak bisa memastikan ada apa dengan sodara kandungnya itu. Hanya clue bahwa jika kakaknya belum mapan ia tak kan serius dengan perempuan itu. Tapi bukan hak dia juga yang tak serius dan mendiamkan ku tanpa sebab seperti ini. Tak ada alasan jelas, tak ada kejelasan. Jika memang belum mapan yang jadi alasan, apasih definisi mapan? Mapan ki sik kepiye? Wong sik wes due perusahaan duit yang bejibun saja belum tentu hidupnya merasa mapan kok. Aku lebih suka menyebutnya berkecukupan dan bersyukur. Karena dengan merasa seperti itu sesusah apapun nantinya bisa saja kita merasa mapan, mapan itu hanya ungkapan orang lain pada mereka yang hidup lebih padahal kita tak pernah tahu isi di dalamnya seperti apa.
Hoaammsss ngantuk lagi aku lanjut tidur lagi gaaaiisss..
Cerita ini hanya cerita FTV belaka karena saya ndak sebodoh itu.. hahaha