Senin, 30 September 2013

Si Renta Penjual Buntil

Setiap pagi saat ku beranjak dari gubukku tuk ke ladang. Saat itu juga ku bertemu nenek tua penjaja *Buntil (Makanan dari daun talas dengan bumbu klapa pedas asli dari jawa). Kakinya yang terseok-seok dimakan umur tak mematahkan semangatnya untuk mencari sesuap nasi. Meski hasilnya tak pasti. Ia selalu menjajakan dagangannya dipagi hari. Dengan bakul yang di gendongnya dan *srengkot (Tas jinjing dari anyaman plastik) tak lupa ia bawa. Kadang iba seorang nenek renta menjajakan buntil keliling desa. Tapi satu yang membuatku salut ia tak pantang menyerah dan tak mengeluh setiap mengetuk pintu rumahku. Meski aku tak lantas membelinya setiap pagi ku jumpai ia dengan pertanyaan ramahnya *"Dik badhe tumbas buntil mboten?" (red: "dik mau beli buntil tidak?") begitu katanya. Rasanya tak adil bagiku yang masih muda tuk mengeluh. Ada ataupun tidak motivasi itu sebenarnya ada disekitarmu. Hanya saja kamu menyadarinya atau tidak.